Haloberau.com TALISAYAN. Pengembangan komoditas jagung di Kabupaten Berau terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan produksi jagung dari petani Bumi Batiwakkal menjadi yang terbesar dengan mencapai kurang lebih 64 persen dari total produksi jagung di Kalimantan Timur. Produksi jagung di Kaltim pada tahun 2017 mencapai 55 ribu ton dan 40 ribu ton dari Kabupaten Berau. Pada tahun 2018 produksi jagung Kaltim mencapai 122 ribu ton dan dari Kabupaten Berau sebesar 70 tibu ton. “Ada kenaikan dan yang terbesar di Kalimantan Timur itu dari Kabupaten Berau,” ungkap Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Ibrahim, disaat mendampingi Bupati Berau, Muharram, melakukan tanam perdana jagung dan meresmikan mesin pengering jagung di Kampung Eka Sapta Kecamatan Talisayan, Kamis (24/1/2019).
Kampung Eka Sapta menjadi salah satu kampung sentra pengembangan jagung di Bumi Batiwakkal. Jagung dari kampung ini telah menembus ke beberapa daerah tidak hanya di Kaltim namun juga sudah dipasarkan antar pulau. tidak hanya peningkatan kuanitas namun kualitas jagung dari Eka Sapta juga memiliki jaminan yang baik, seiring dengan penerapan teknologi pertanian yang dilakukan. Mulai dari alat dan mesin pertanian pengolah lahan, alat tanam hingga teknologi pasca panen yang telah beroperasi di Eka Sapta. “Tahun ini untuk Kabupaten Berau akan ada bantuan pengembangan jagung untuk 9 ribu hektar dan ini akan bisa bertambah,” ungkap Ibrahim.
Bupati Berau, Muharram, mengungkapkan pengembangan jagung di Kabupaten Berau menjadi salah satu komoditi unggulan. Tidak hanya kampung Eka Sapta namun beberapa kampung lain juga terus berlomba budidaya jagung. Salah satunya Kampung Sukan Tengah yang memiliki potensi hingga 1000 hektar, serta telah sukses mengembangkan bibit jagung sendiri. “Jika Eka Sapta kurang gesit untuk terus meningkatkan produksi, maka bisa nanti terlampaui dari petani di Sukan Tengah,” ungkapnya.
Dengan semakin banyak petani mengembangkan produksi jagung, kedepan ditegaskan Muharram tidak hanya biji jagung yang dihasilkan Bumi Batiwakkal. Namun yakin kedepan akan hadir investor yang mengembangkan hilirisasi jagung. Terlebih di Berau telah ada industri penetasan bibit ayam yang produksi sudah ratusan ribu ekor per bulan. Sehingga ini kedepan dibutuhkan pabrik pakan ternak. “Ini peluang bagi investor untuk mengembangkan hilirisasi jagung di Kabupaten Berau,” ucapnya.
Bupati Muharram menegaskan keseriusan Pemkab Berau untuk membantu petani jagung dalam penerapan teknologi pertanian. Diantaranya akan menambah mesin pengering jagung atau vertical dreyer yang telah diterapkan di Eka Sapta untuk meningkatkan kualitas jagung. Bahkan tahun ini di Eka Sapta akan dikucurkan anggaran Rp 10 miliar untuk membangun irigasi. Dengan banyaknya bantuan yang diberikan diharapkan Muharram dapar dirawat dengan baik, agar pemanfataannya lebih maksimal. (*)