AdvertorialLingkungan

Bupati: Mangrove Perpanjangan Tangan Tuhan untuk Menyelamatkan Lingkungan

Haloberau.com, TanjungRedeb – Bupati Berau Muharram memberikan pernyataan mendalam tentang fungsi ekosistem mangrove setelah mengingat kembali proses penciptaan alam. “Mangrove itu adalah perpanjangan tangan tuhan untuk menyelamatkan lingkungan. Kalau boleh saya bahasakan begitu. Perpanjangan Tangan Tuhan untuk menyelamatkan lingkungan,” ujarnya dalam sambutan pembukaan Workshop Restorasi Mangrove dan Tambak Berkelanjutan di Kabupaten Berau, yang dibacakan Dahniar Rahmawati staff ahli bidang pembangunan dan ekonomi, Selasa, 11 Februari 2020.

Workshop yang digelar atas kolaborasi Dinas Perikanan Kabupaten Berau, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAP3) Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) itu, bertujuan untuk membangun model baru restorasi mangrove yang mendukung pengelolaan tambak ramah lingkungan.

Dalam sambutan, Bupati Muharram menjelaskan “Allah SWT menciptakan mangrove, hanya di dua tempat, berlumpur dan berpasir. Karena memang dua situasi ini mudah abrasi. Allah sebenarnya menunjukkan ke kita, kutakdirkan ini jadi lumpur, kutakdirkan jadi pasir, tapi ingat, aku juga menanam sesuatu pohon disini, namanya mangrove. Tolong kalian jaga itu agar suatu saat nanti kalian tidak terkena bencana. Itu sebetulnya pesan tersirat dari ciptaan Allah SWT,” ujar Muharram.

Dia menambahkan,Mangrove merupakan ekosistem yang mengembangkan keanekaragaman hayati. Karena dimana ada mangrove, umumnya ada ikan, kepiting, dan udang. Ini sangat luar biasa sebagai sumber ekonomi masyarakat kita di Kabupaten Berau.

“Oleh karena itu, saya mohon kepada teman-teman NGO yang mendapat amanah dari lembaga donor supaya betul-betul mengarahkan program kepada edukasi, dan pemberdayaan ekonomi lokal, agar masyarakat tidak tergoda untuk mengeksploitasi mangrove” ujar Muharram

Selain itu, pengelolaan ekosistem mangrove diarahkan agar menjadi sumber ekonomi baru. Salah satunya sebagai sebagai kawasan pariwisata. “Di Kabupaten Berau berdasarkan RPJMD sudah membangun skema itu. Tetapi tidak mungkin pemerintah daerah sendiri yang merealisasikan itu. Kita butuh teman-teman NGO dan pemerhati lingkungan, agar apa yang menjadi rencana pemerintah berau, bersinergi dengan teman-teman yang peduli terhadap lingkungan. Kita juga ingatkan Kepala Kampung agar kawasan yang ditumbuhi mangrove kalau boleh kita rem. Jangan dijadikan lahan persawahan, jangan dijadikan tambak, sawit, dan lain-lain.” kata Muharram