Sungai Segah Kembali Berubah Warna, Bupati Berau Sebut Tunggu Tanggung Jawab Perusahaan Sebelum Beri Sanksi
Haloberau.com , TANJUNG REDEB – Dua hari belakangan, sungai Segah kembali berubah warna kehijauan.Seperti yang terpantau,Jumat (21/2/2020).
Menanggapi hal tersebut,Bupati Berau,Muharram mengaku telah menarik kesimpulan bahwa yang menyebabkan perubahan warna di sungai segah yakni perusahaan sawit yang ada di wilayah Kecamata Segah.
“Sumbernya itu dari perusahaan sawit yang ada di wilayah Segah,” ujarnya.
Dikatakannya,pihak perusahaan akan membangun watergate pengelolaan limbah perkebunan sawit agar limbahnya dapat terkelola dengan baik.
Menurut Muharram,selama pengelolaan limbah belum dibangun dan watergatenya belum diperbaiki maka sewaktu-waktu sungai segah akan berubah.
Saat ditanya soal sanksi bagi perusahaan, bupati Berau menjelaskan masih menunggu itikad baik perusahaan untuk melakukan perbaikan.
“Nanti kita akan lihat selama tidak bisa memenuhi permintaan warga maka akan kita beri sanksi,” tegasnya.
“Minimal teguran, sanksi administrasi bahkan tutup pabriknya jika masih membandel,”tambahnya.
Sebelumnya, Rabu (8/1/2020) Kepala DLHK Berau Sujadi membeberkan hasil Lab perubahan warna sungai segah beberapa waktu lalu.
“Terbukti bahwa komponen KLK Group ditemukan secara berlebihan di air paritan perkebunan,
Atau dengan kata lain bahwa hasil uji Lab membuktikan bahwa pupuk banyak yang terbuang ke Sungai lewat air paritan saat hujan terjadi,” kata Sujadi
Selain itu, menurut Sujadi ditemukan kandungan lain yakni semacam minyak.
“Ditemukan adanya bahan pencampur minyak dalam air pada paritan yang seharusnya tidak boleh di dalam air paritan,
“Dan temuan ini cukup menarik dan dapat dilanjutkan sebagai penelitian berikutnya, darimana surfactant ini di dalam paritan kebun? Dan siapa yang melakukannya,” tuturnya.
Selain itu, kata Sujadi telah memerintahkan ke perkebunan untuk menutup paritan.
Hanya saja saat hujan turun beberapa hari belakangan membuat paritan meluap hingga airnya meleber ke Sungai Segah.Sehingga menurutnya perlu antisipasi dari pihak perusahaan.(*)