Haloberau.com – Ditengah pandemi virus corona atau Covid-19, pemerintah menginstrusikan masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan tetap di rumah saja.
Berdiam diri di rumah tentu membuat suasana hati jadi jenuh. Namun tidak untuk sekelompok ibu rumah tangga di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur berikut ini.
Para ibu rumah tangga ini menjalani aktivitas mereka di rumah dengan membuat penutup mulut atau masker.Hal itu dilakukan lantaran ketersediaan masker cukup sulit ditemui.
Ide membuat masker ini awalnya datang dari Wiwi Amir. Idenya itu kemudian disampaikan ke saudara perempuannya.
“Awalnya dengar perkataan salah seorang dokter di televisi jika dalam keadaan seperti ini masker kosong dimana-mana mending buat sendiri,” ujar Wiwi.
Cara membuat masker pun dia pelajari dari Youtube, mulai dari ukuran ideal masker, cara melipat dan menjahitnya serta alat yang digunakan.
“Kami gak ada bakat menjahit, semuanya dipelajari dari Youtube,” katanya.
Rela Tinggalkan Rutinitas Sehari-Hari Sebagai Ibu Rumah Tangga.
Bertempat di rumah Wiwi Amir, di Jalan AKB Sanipah I, Kelurahan Bugis, Kecamatan Tanjung Redeb, Wiwi bersama saudara perempuan dan ketiga keluarganya mengisi aktivitas membuat masker dirumah.
Sudah lima hari ini, Wiwi bersama keempat keluarganya rela meninggalkan rutinitas mereka sebagai ibu rumah tangga untuk membuat masker.
Awalnya Wiwi hanya menggunakan kain jilbab yang ada di toko kakak perempuannya. Lalu ia perkenalkan ke teman-temannya melalui media sosial.
Apa yang mereka lakukan tak disangka mendapat respon baik oleh masyarakat. Wiwi mengaku banyak menerima pesan dukungan di medsos.
“Nggak nyangka banget banyak respon baik dari teman-teman di medsos. Saya pun berniat untuk membuat lebih banyak lagi,” tuturnya.
Masker Didesain Ramah Lingkungan.
Banyak dukungan dari berbagai kalangan, Wiwi bersama keuarganya terus mengisi aktivitasnya di rumah dengan membuat masker.
Dia pun tidak kesulitan mendapatkan bahan kain, sebab beberapa dari teman dekatnya ikut membantu menyediakan kain.
Bukan hanya kain saja, tiga mesin jahit yang digunakannya sekarang ini dikatakannya merupakan mesin jahit pinjaman dari seseorang lewat media sosial.
Dalam sehari, Mereka mampu membuat seratus buah masker. Masker yang dibuat bisa digunakan berkali-kali, sebab masker didesain agar filter masker dapat diganti kapan saja serta bahannya dari kain yang mudah untuk dicuci.
“Pembuatannya bertahap, pertama-tama kain kita gunting sesuai ukuran, lalu dirapikan untuk dibentuk sebelum masuk tahap penjahitan,” terangnya.
Masker Buatannya Akan Dibagi Secara Gratis.
Selama lima hari beraktivitas di rumah membuat masker, Wiwi mengaku sudah ada sekitar dua ratus buah masker yang sudah dibagikan.
Wiwi Amir yang juga berprofesi sebagai Make-up artis ini bersama keempat saudaranya mampu membuat seratus buah masker setiap hari.
“Kami membuat masker mulai jam 10 pagi, selesai kadang jam 11 malam,” kata Wiwi.
“Kemarin, ada dua ratus masker yang sudah kami bagikan ke puskesmas dan posko penanganan Covid-19,” sebutnya.
Wiwi menyampaikan jika apa yang dia lakukan ini merupakan wujud keprihatinannya terhadap wabah virus corona.
“Apa yang kami lalukan ini sebagi bentuk keprihatinan atas virus corona yang mewabah. Aplagi sekerang masker sulit ditemukan, padahal sangat dibutuhkan,” keluhnya.
Kegiatan membuat masker akan terus dia lakukan hingga waktu yang tidak ditentukan. Ia berharap pandemi virus corona ini cepat berakhir dan bisa beraktivitas normal kembali.
“Masker yang kami buat ini tujuannya untuk dibagikan gratis. Untuk teman-teman yang mau ikut membantu cukup sediakan bahan kain, benang dan peralatan lainnya,” pungkasnya.
Penulis : Edi Akbar