Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau kini memiliki universitas, seiring dengan berubahnya status Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tanjung Redeb menjadi Universitas Muhammadiyah Berau (UMB). Perubahan status tersebut ditandai dengan penyerahan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia oleh Kepala Lembaga Pelayanan Pendidikan Tinggi Wilayah XI Kalimantan, Prof Udiansyah, kepada BPH STIEM Tanjung Redeb, Ilyas Natsir, disaksikan Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Berau, M Ramadhan, serta jajaran civitas akademika STIEM Tanjung Redeb, Jumat (13/11/2020).
Pjs Bupati Berau, M Ramadhan mengapresiasi kemajuan STIEM Tanjung Redeb yang kini menjadi Universitas Muhammadiyah Berau dan menjadi universitas pertama di Kabupaten Berau. Dengan adanya universitas ini diharapkan bisa membantu pemerintah daerah dalam menghasilkan SDM berkualitas. “Khususnya yang lulusan SMA/sederajat bisa tersalur untuk pendidikannya. Apalagi ini kan baru pertama kali adanya universitas. Tentu kita harapkan juga program pemerintah daerah dalam jangka panjang bisa terwujud dari SDM yang dihasilkan ini,” ungkapnya.
Menjadi UMB dikatakan Ramadhan tentu juga menjadi tantangan bagi jajaran STIEM Berau untuk terus bergerak lebih cepat dengan adaptasi kebiasaan baru atau new normal ditengah pandemic covid-19 disaat ini. Kabupaten Berau dengan segala potensi yang dimiliki menurutnya perlu dukungan dari pada akademisi, termasuk dari Universitas Muhammadiyah Berau.
Ketua BPH STIEM Tanjung Redeb, Ilyas Natsir menyampaikan, apresiasi atas kerja smaa seluruh pihak serta dukungan yang telah diberikan oleh pemerintah daerah. “Hari bersejarah bagi Berau telah berdirinya universitas. Sehingga kita harus bangga, senang. Dan berdirinya universitas ini harus dipertanggungjawabkan untuk menghasilkan SDM yang handal,” ujarnya.
Penetapan ini merupakan cita-cita besar yang telah terwujud. Dengan resmi berdirinya universitas ini maka lulusa SMA/sederajat tidak perlu lagi menempuh pendidikan ke luar daerah. Pemerintah juga tidak lagi keluarkan biaya besar. “Kedepan kita juga bisa keluarkan program pasca sarjana,” tegasnya.
Ilyas juga berharap UMB bisa menjadi universitas maju dan dapat berkiprah di tingkat provinsi dan nasional. Tanggung jawab besar telah menunggu untuk dikerjakan. Dalam rangka wujudkan masyarakat Berau sejahtera. “Mohon doa restu untuk realisasi cita-cita ini,” katanya.
Kepala Lembaga Pendidikan Tinggi wilayah XI Kalimantan, Udiansyah mengatakan, proses panjang sebelum terbentuknya UMB ini. Beberapa kali dokumen dikembalikan untuk dilengkapi. Hingga akhirnya seluruh persyaratan bisa dipenuhi. “Untuk angka partisipasi kuliah masih termasuk yang rendah di Asia yaitu 36 persen. Banyak alasan yang terjadi seperti terkendala biaya, tidak sanggup biaya ke kota, bayar SPP, kos dan lainnya. Dengan adanya universitas di sini kita harap bisa mengatasi semua masalah yang ada ini,” tandasnya. (adv)