Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Dipimpin Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Berau, M Ramadhan. Tim Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 di Kabupaten Berau, menggelar pertemuan guna mengevaluasi penanganan covid-19. Serta membahas bersama langkah langkah konkrit yang akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat ini, di ruang rapat Sangalaki Setkab Berau, Selasa (17/11/2020).
Untuk diketahui dalam beberapa hari terakhir di Kabupaten Berau mengalami lonjakan kasus terkonfirmasi positif covid-19. Bahkan Bumi Batiwakkal kini kembali masuk dalam zona merah usai penambahan kasus covid-19 yang mencapai 31 kasus dalam satu hari dari klaster karyawan perusahaan tambang batu bara.
Dalam rapat yang diikuti jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan perwakilan manajemen perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Berau. Pjs Bupati Berau, M Ramadhan menegaskan agar kebijakan dan aturan yang telah ditetapkan saat ini bisa ditindaklanjuti melalui langkah-langkah yang tepat. Sehingga diharapkan penyebaran covid-19 ini bisa diatasi. “Tren ini menjadi keprihatinan kita bersama. Perlu ada langkah untuk mengisolir penyebaran ini. Kita tidak bisa sendiri, harus ada dukungan dari masyarakat juga,” tegasnya.
Ia mengatakan bahwa masing-masing masyarakat harus tetap disiplin terhadap dirinya untuk menjaga kesehatan. Dengan penambahan yang sangat banyak ini membuat kewaspadaan harus semakin ditingkatkan. “Beberapa upaya juga telah kita lakukan untuk meningkatkan kewaspadaan kita bersama. Seperti minggu lalu dengan pembangian masker di pasar. Sosialisasi 4M juga terus dilakukan yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Upaya sudah kita lakukan tinggal kerja sama seluruh pihak dan dukungan masyarakat,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi dalam laporannya menyampaikan, sebelumnya posisi Berau telah masuk dalam zona kuning, seiring dengan kondisi pasien terkonfirmasi yang sudah berangsur dinyatakan sembuh, dengan jumlah pasien yang dirawat tinggal 23 orang. Sebagian besar pasien ini merupakan pelaku perjalanan dari luar daerah atau kasus impor. Kemudian lonjakan tiba-tiba terjadi, yang awalnya satu pasien dari perusahaah hingga totalnya saat ini 53. (adv)