Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Pembangunan sektor perkebunan, khususnya kelapa sawit di Kabupaten Berau terus mengalami perkembangan. Tidak hanya perkebunan besar swasta yang dibanbun perusahaan, tetapi juga perkebunan swadaya masyarakat. Hanya saja perkebunan swadaya tgerkadang masih terkendala dengan penjualan. Hal itu berbeda dengan perkebunan pola kemitraan plasma yang memiliki kepastian pasar.
Menurut Kepala Seksi Pembinaan dan Kemitraan Dinas Perkebunan Berau, Masrin, pola kemitraan plasma memiliki mekanisme penentuan harga melibatkan pemerintah, petani dan pelaku usaha. Sementara pada kemitraan swadaya terkendala dengan lemahnya posisi tawar. Masyarakat yang memiliki kebun kelapa sawit tanpa kemitraan plasma dijelaskannya sering sulit menjual tanda buah segar kelapa sawit ke perusahaan karena standar yang tidak sesuai. Seperti usia sawit belum memasuki kualifikasi, kemudian asal bibit juga menjadi perhatian, sehingga pabrik perusahaan menolak jika dinilai tidak sesuai.
“DIberau sendiri, luas lahan plasma untuk perkebunan rakyat ada 19.251 hektar, dari total luasan perkebunan besar swasta, yakni 100.890 hektar. Produksi lahan plasma ini mencapai 209 ribu ton,” jelasnya.
Dalam membangun pola kemitraan plasma kelapa sawit dijelaskan Masrin merupakan amanat undang undang perkebunan nomor 18 tahun 2004 tentang perkebunan. Dimana disebutkan perusahaan perkebunan inti diwajibkan melakukan kemitraan plasma 20 persen dari luas hak guna usaha yang diberikan. Sehingga masyarakat yang berada di area perusahaan perkebunan kelapa sawit tentu bisa menjadi mitra plasma dari perusahaan. “Ini kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan kemitraan plasma dengan masyarakat,” ungkapnya.
Akan tetapi kebijakan ini berbeda bagi perusahaan yang sudah lebih dulu beroperasi. Perusahaan yang ijin uhsaha perkebunannya sebelum 2007, tidak wajib menyediakan lokasi perkebunan plasma. Akan tetapi melakukan dengan pola kemitraan mandiri. Hal itu juga telah dilakukan beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Berau. “Ada tiga jenis kemitraan, yakni mandiri, plasma dan swadaya,” pungkasnya. (adv)