Haloberau.com, TANJUNG REDEB – Bulan Suci Ramadan adalah bulan penuh berkah. Para umat muslim melaksanakan ibadah tarawih dan berpuasa selama 30 hari untuk menjalankan ibadah selama ramadan.
Berbagai tradisi di bulan ramadan pun dilakukan umat muslim saat melaksanakan puasa, salah satunya adalah ngabuburit mencari takjil. Sebagian orang pun memanpaatkan peluang tersebut untuk mencari rezeki di bulan penuh berkah ini, jadi tidak heran banyak pedagang takjil musiman di pinggir jalan hingga di bazzar ramadan.
Berjualan takjil tentu merupakan berkah tersendiri bagi para pedagang musiman tersebut. Mereka mampu memperoleh omzet tambahan untuk membantu perekonomian keluarga, apalagi pada masa pandemi Covid-19 saat ini.
Seperti usaha dadakan Iin Parlina, warga Kecamatan Samabaling, Kabupaten Berau. Saat bulan ramadan tiba, Iin bersama suaminya yang merupakan sopir travel harus banting setir berjualan takjil.
Usaha yang digelutinya sejak tahun 2004 silam ini diakuinya mampu membantu perekonomian keluarganya dengan menghasilkan omzet besar dengan 10 juta hingga 15 juta perhari.
“Profesi saya sebagai sopir travel, jika bulan puasa begini saya bantu istri jualan takjil di pasar ramadan di halaman mesjid agung,” ujar Bahri, suami Iin Parlina.
Iin Parlina mengungkapkan rasa syukurnya atas usaha yang ditekuninya itu. Ia membangun usahanya dari bawah hingga kini berkembang dan mampu mempekerjakan belasan orang.
“Dulu hanya berdua dengan suami, kini alhamdulillah bisa mempekerjakan tetangga dan keluarga. Saat ini saya dibantu 13 karyawan karena kue yang dibuat juga cukup banyak.Setidaknya berbagi rezeki kita di bulan ramadan,” tutur Iin.
“Omzet selama bulan ramadan mencapai 300 juta rupiah. Itu penghasilan kotor dan upah untuk karyawan. Omzet besar karena produksinya juga lumayan,” imbuhnya.
Produksi pembuatan kue usaha rumahan Iin cukup besar. Bahan yang dibutuhkan juga sangat banyak hingga menghabiskan puluhan kilo gram tepung terigu dan gula pasir setiap hari.
Takjil yang dijual aneka kue basah dan gorengan, seperti katarisala, bolu peca, sikaporo, bingka, puding, lumpia dan lain-lain.
“Harganya mulai 10 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah per porsinya,” tandasnya.
Sementara itu, rasa syukur juga diungkapkan Dedy Ramhmadanur, salah satu karyawan Iin. Dedi yang berprofesi sebagai kuli bangunan telah ikut membantu Iin jualan takjil sejak tahun 2004.
“Saya sudah lama ikut dengan Ibu Iin. Saya bekerja sebagai kuli bangunan, tapi kalau bulan puasa saya ikut kerja di tempat ibu Iin jualan takjil,” tutur Dedy.
“Alhamdulillah ada penghasilan tambahan di bulan ramadan dan semoga saja pandemi Covid-19 segera berakhir agar kita semua dapat beraktivitas normal kembali,” pungkasnya.(*)